ITERA NEWS – Tim Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) berhasil melakukan pengamatan mendalam terhadap Galaksi Centaurus A, salah satu galaksi paling aktif dan unik di langit belahan selatan. Pengamatan yang dilaksanakan pada Mei 2025 ini memanfaatkan dua jenis instrumen berbeda, yakni teleskop optik dan teleskop radio, guna memperoleh data komprehensif mengenai struktur dan aktivitas galaksi tersebut.
Tim pengamat terdiri atas Aditya A Yusuf, Adhitya Oktaviandra, Ridlo W. W., Achmad Z. R., serta tim asisten OAIL: Habibi, Zeni, Novia, Alfi Hasan, Nurbaiti, Nabila, Zahratul, dan Rafiansyah.
Aditya A Yusuf, menyebut, Centaurus A, atau NGC 5128, berjarak sekitar 12 juta tahun cahaya dari Bumi dan dikenal sebagai radio galaksi aktif. Ciri khasnya terlihat dari pita gelap yang membelah bagian tengah galaksi, hasil jalur debu yang menyerap cahaya bintang di belakangnya. Para ilmuwan menduga bentuk tidak beraturan ini terbentuk akibat tabrakan dua galaksi di masa lalu. Aktivitas kuat di pusatnya diduga berasal dari lubang hitam supermasif yang memancarkan semburan partikel berenergi tinggi.
Centaurus A, atau NGC 5128, berjarak sekitar 12 juta tahun cahaya dari Bumi dan dikenal sebagai radio galaksi aktif. Ciri khasnya terlihat dari pita gelap yang membelah bagian tengah galaksi, hasil jalur debu yang menyerap cahaya bintang di belakangnya.
Pengamatan visual dilakukan pada 2–3 Mei 2025 menggunakan Itera Robotic Telescope (IRT). Selama 3,75 jam, tim peneliti merekam citra galaksi dengan beberapa filter warna LRGB (merah, hijau, biru, dan cahaya terang), serta filter Hα (hidrogen alfa) untuk mendeteksi area pembentukan bintang. Hasil pengamatan menunjukkan struktur detail Centaurus A, mulai dari pusat galaksi yang terang, pita debu yang membelah, hingga area aktif pembentukan bintang baru.
Selain pengamatan optik, tim juga menggunakan Teleskop Radio Itera (TERI) untuk merekam pancaran gelombang radio dari pusat galaksi. Data yang diperoleh memperkuat bukti aktivitas jet partikel yang berasal dari lubang hitam supermasif. Informasi dari pengamatan radio ini melengkapi data visual, sehingga para peneliti dapat memahami proses dinamis yang terjadi di Centaurus A secara lebih menyeluruh.
“Kombinasi pengamatan pada dua panjang gelombang, atau multiwavelength observation, menjadi salah satu pendekatan penting dalam astronomi modern. Dengan metode ini, kami bisa mendapatkan gambaran lengkap mengenai aktivitas pusat galaksi sekaligus proses pembentukan bintang,” ujar Aditya A Yusuf.
Observasi Centaurus A menegaskan kapasitas Itera dalam melakukan riset astronomi dengan standar internasional.
Penulis: Izatul Hafizah/ Rilis Humas OAIL