Mahasiswa ITERA Ditantang Kembangkan Industri Sabut Kelapa Sumatera

Mahasiswa ITERA Ditantang Kembangkan Industri Sabut Kelapa Sumatera

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Mahasiswa Institut Teknologi Industri (ITERA) ditantang harus mengambil kesempatan dalam industri sabut kelapa di Indonesia terutama di Sumatera. Tantangan ini dikemukakan oleh Ketua Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) sekaligus Presiden Direktur PT. Mahligai Indococo Fiber, Efli Ramli, S.E., saat mengisi Studium Generale Program Studi (Prodi) Teknologi Industri Pertanian (TIP) ITERA, Rabu, 5 Mei 2021.

Studium generale yang mengangkat topik Hilirisasi dan strategi pengembangan industri sabut kelapa di Pulau Sumatera tersebut menghandirkan tiga pembicara yaitu Ketua Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) sekaligus Presiden Direktur PT. Mahligai Indococo Fiber Efli Ramli, S.E, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Ir. Dedi Junaedi, M.Sc, dan Manajer Produksi PT. Agri Lestari Nusantara Lukmansyah. Studium generale kali ini dimoderatori oleh Koordinator Prodi TIP ITERA, Endo Pebri Dani Putra, S.TP., MP.

Dalam pemaparan materinya, Ketua Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) Efli Ramli, S.E., menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa di bidang Pertanian Hasil Kelapa, khususnya Provinsi Lampung. Hal ini karena Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil buah kelapa terbesar nomor tiga se Indonesia.

“Dengan keunggulan Provinsi Lampung penghasil buah kelapa terbesar nomor 3 se Indonesia dan didukung sarana prasarana seperti mudahnya akses transportasi, mestinya mahasiswa segera menangkap peluang ini, dan memamfaatkannya sehingga tidak ada nantinya mahasiswa ITERA yang menganggur setelah lulus dari kampus,” kata dia.

Sementara itu, Manajer Produksi PT Agri Lestari Nusantara Lukmansyah menjelaskan, untuk saat ini, provinsi Lampung menjadi primadona industri berbasis kelapa dan sabut kelapa. Hal ini dalam waktu belakangan ini banyak masyarakat Lampung yang mengumpulkan kelapa beserta sabutnya dan dijadikan sumber bahan baku pada PT Agri Lestarai Nusantara.

“Dengan keunggulan Provinsi Lampung penghasil buah kelapa terbesar nomor 3 se Indonesia dan didukung sarana prasarana seperti mudahnya akses transportasi, mestinya mahasiswa segera menangkap peluang ini, dan memamfaatkannya sehingga tidak ada nantinya mahasiswa ITERA yang menganggur setelah lulus dari kampus.”

Ia menambahkan juga bahwa, kita sebagai warga Lampung, dan mahasiswa ITERA memiliki peluang yang sangat besar menangkap kesempatan besar ini, terutama ekspor sabut kelapa ke Benua Australia. Karena masih sedikit kompetitor yang sanggup memnuhi permintaan benua kangguru tersebut, dan juga posisi wilayah Indonesia yang dekat sehingga akan memotong biaya transportasi.

Kembangkan Industri

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Ir. Dedi Junaedi, M.Sc, mengungkapkan bahwa mahasiswa sekarang dapat dengan mudah mengembangkan industri berbasis sabut kelapa ini. Karena Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian memiliki program yang mendukung usaha rakyat dalam bidang industri kelapa. Kemudia Dedi juga menambahkan, mahasiswa atau pelaku usaha akan dengan mudah mendapak kan kredit usaha rakyat (KUR) dari pemodal atau pemerintah.

Ia juga menyarankan ,agar mahasiswa aktif bergerak, lakukan penelitian tentang proses produksi yang baik dan lakukan analisi pasar, sehingga industri berbasil kelapa dan sabut kelapa akan terkelola dari hulu ke hilir.

Sebagai penutup, Endo Pebri Dani Putra, S.TP., MP menyimpulkan bahwa potensi sabut kelapa cukup besar  namun Indonesia masih tertinggal dari negara lain seperti India dan Srilanka. Untuk itu diharapkan para peserta terutama mahasiswa TIP ITERA dapat memperkaya ilmu dan wawasan serta memanfaatkan peluang-peluang pada industri sabut kelapa. (Rilis/Humas)