Tulis Opini Tentang Singkong, Dosen Teknik Industri Itera Rinda Gusvita Juara II Lampung Begawi

Tulis Opini Tentang Singkong, Dosen Teknik Industri Itera Rinda Gusvita Juara II Lampung Begawi

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Dosen Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Sumatera (Itera), Rinda Gusvita, S.T.P., M.Sc., berhasil meraih juara 2 Lomba Menulis Artikel Opini kategori umum pada kegiatan Lampung Begawi 2024 yang diadakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung. Penghargaan diserahkan langsung oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Alex Kurniawan, Minggu, 14 Juli 2024.

Kegiatan Lampung Begawi bertujuan untuk meningkatkan apresiasi terhadap produk lokal. Selain itu juga bagian dari kampanye pembayaran digital dan Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah. Sehingga diharapkan pembayaran digital akan semakin menjadi pilihan utama masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Dalam kegiatan bertema Hanggum Sani’an Lappung yang berarti Bangga Buatan Lampung, Dosen Itera, Rinda Gusvita, S.T.P., M.Sc., menulis opini berjudul Singkong, Pangan Inferior yang Mampu Selamatkan Negara. Rinda menuturkan, ia berpartisipasi dalam kegiatan tersebut untuk mengungkap masalah sekaligus solusi dalam satu sajian opini.

Dalam kegiatan bertema Hanggum Sani’an Lappung yang berarti Bangga Buatan Lampung, Dosen Itera, Rinda Gusvita, S.T.P., M.Sc., menulis opini berjudul Singkong, Pangan Inferior yang Mampu Selamatkan Negara.

Menurut Rinda yang juga Kepala Pusat SDGs Itera, singkong adalah potensi berharga yang masih belum bisa dinikmati kejayaannya oleh setiap kalangan, bahkan dinilai sebagai pangan kelas bawah.  “Padahal Komoditas singkong layak diperhitungkan untuk dikembangkan sebagai unggulan daerah dengan segala kebermanfaatannya,” ujar Rinda.

Dalam tulisannya, Rinda menyajikan data, Indonesia merupakan negara penghasil singkong terbesar keempat di dunia setelah Nigeria, Thailand dan Brasil.  Kemudian menurut data dari Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Lampung yang dirilis di beberapa media, Provinsi Lampung optimistis produksi singkong pada tahun 2024 mencapai 7,5 juta ton. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 7,1 juta ton dan 2022 sebesar 6,7 juta ton. Sayangnya di tengah peningkatan hasil panen, harga singkong masih fluktuatif dan cenderung rendah.

Disamping itu, kenaikan harga beras menjadi penyumbang utama laju inflasi bahan pangan lainnya dengan andil 0,21%. Dalam artikel opininya juga dituliskan bahwa singkong dapat menggantikan beras dalam menghadapi inflasi pangan. Tak dapat disangkal lagi, dengan segala potensinya, singkong bisa menjadi tanaman penyelamat dunia dan Indonesia dapat jadi yang terdepan memproduksinya.

Menurut Rinda, dalam kaitannya dengan akses pangan sehat dan inflasi pangan, upaya akselerasi pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) perlu elaborasi strategis yang dapat menjadi acuan dan referensi para pemangku kepentingan.

Penulis : Febriyana Eliya (Teknik Biomedis)