ITERA NEWS – Tim dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) merancang inovasi teknologi biodigester. Teknologi ini mampu mengolah kotoran sapi dan limbah cair pabrik tahu menjadi biogas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif, serta menghasilkan bioslurry yang bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik untuk pertanian.
Teknologi tersebut diterapkan di Desa Labuhan Ratu 1, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, sebagai bagian dari program pengabdian kepada masyarakat, dan kampus berdampak. Kegiatan ini juga mendukung gerakan swasembada energi melalui pemanfaatan limbah pabrik tahu dan kotoran sapi menjadi sumber energi alternatif ramah lingkungan.
Kegiatan ini digagas oleh dosen Program Studi Teknik Kimia Itera, Andri Sanjaya, S.T., M.Eng., dan beranggotakan Nurul Mawaddah, S.T., M.T, Putri Agustryani, S.T., M.T, dan Yuli Darni, S.T., M.T. Kegiatan ini mendapatkan dukungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Hibah BIMA 2025, Skema Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa.
“Melalui penerapan biodigester, masyarakat tidak hanya memperoleh energi alternatif untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga pupuk organik yang dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia”
Menurut Andri Sanjaya, Desa Labuhan Ratu 1 yang mayoritas warganya berprofesi sebagai petani dan peternak sapi menghadapi kendala ketersediaan pupuk serta pemanfaatan limbah organik yang belum optimal. Selain itu, keberadaan pabrik tahu di desa ini juga menghasilkan limbah cair yang menimbulkan bau dan mencemari lingkungan yang menganggu masyarakat sekitar. Melihat potensi tersebut, tim dosen dan mahasiswa Itera menghadirkan solusi dengan memperkenalkan teknologi biodigester.
“Melalui penerapan biodigester, masyarakat tidak hanya memperoleh energi alternatif untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga pupuk organik yang dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia,” ujar Andri.
Libatkan Mahasiswa
Kegiatan ini melibatkan mahasiswa Itera dalam pendampingan masyarakat, mulai dari sosialisasi pengolahan limbah, pelatihan operasional biodigester, hingga pemanfaatan hasil olahan limbah untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, mahasiswa melakukan pendampingan pembuatan kerupuk sebagai diversifikasi olahan tahu. Antusiasme masyarakat terlihat dari keterlibatan langsung dalam setiap tahapan kegiatan, baik dalam penyediaan bahan baku maupun proses pengolahan.
Kepala Desa Labuhan Ratu 1, Herman Ansori menyambut baik kegiatan inovasi yang dihadirkan oleh Itera. “Transfer teknologi dari kampus sangat dibutuh untuk Masyarakat desa, harapannya tidak hanya Labuhan Ratu 1 yang bisa mendapat manfaat yang sangat membantu ini,” ujar Herman.
Dari kegiatan tersebut, menurut Herman, desanya, merasakan dampak langsung khususnya para kelompok tani dan pengusaha tahu. Melalui kerja sama ini, diharapkan Desa Labuhan Ratu 1 dapat menjadi desa percontohan dalam pengelolaan limbah berbasis energi terbarukan, sekaligus menginspirasi desa lain di Lampung untuk mewujudkan kemandirian energi dan pertanian berkelanjutan. (Humas)