ITERA NEWS — Program Studi Farmasi Fakultas Sains Institut Teknologi Sumatera (Itera) menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) sebagai langkah awal pendirian Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA). Kegiatan ini berlangsung secara hybrid pada Rabu, 28 Mei 2025, di Ruang Rapat F102 Gedung F Itera.
Diskusi tersebut menghadirkan sejumlah pemangku kepentingan dari instansi pemerintah, organisasi profesi, industri farmasi, hingga BUMN, untuk merumuskan visi, misi, tujuan, dan sasaran PSPPA Itera. Seluruh peserta sepakat bahwa kebutuhan akan tenaga apoteker profesional di Provinsi Lampung sangat mendesak.
Dekan Fakultas Sains Itera, Dr. Ikah Ning Prasetiowati Permanasari, S.Si., M.Si., dalam sambutannya menegaskan komitmen Itera dalam menghadirkan pendidikan profesi apoteker yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan daerah. “Itera berkomitmen mencetak apoteker yang mampu menjawab tantangan dunia kefarmasian secara profesional,” ujarnya.
Diskusi melibatkan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), PT Naturindo, Apotek Kimia Farma, serta organisasi profesi seperti HISFARSI dan HISFARDIS.
“Itera berkomitmen mencetak apoteker yang mampu menjawab tantangan dunia kefarmasian secara profesional,”
Perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, Harsoyo, S.E., M.M., mengungkapkan bahwa saat ini daerahnya hanya memiliki 27 apoteker dari kebutuhan 96 orang. Sementara itu, apt. Nikmatul Akbar, S.Farm., dari HISFARDIS Lampung menyoroti pentingnya kehadiran apoteker sebagai penanggung jawab di Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan Pedagang Besar Obat Tradisional (PBOT), yang hingga kini belum terpenuhi secara optimal.
Akses Pendidikan Profesi
Senada, apt. Dolly Martha, S.Farm., M.M., dari Apotek Kimia Farma Lampung, dan apt. Martianus Perangin Angin, M.Farm.Klin., menyampaikan bahwa terbatasnya akses pendidikan profesi apoteker di Pulau Sumatra mendorong lulusan farmasi untuk menempuh studi lanjutan di luar daerah. Mereka berharap PSPPA Itera dapat menjadi solusi lokal untuk menghasilkan apoteker kompeten yang berorientasi pada pelayanan pasien dan edukasi kesehatan masyarakat.
Diskusi juga membahas kekhasan PSPPA Itera, terutama pada pemanfaatan bahan alam sebagai fokus keilmuan. Hal ini disampaikan oleh apt. Duana Candradewi Kurnia, S.Farm., dari PT Naturindo, dan apt. Hijrah, S.Si., M.Kes., dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Mereka menekankan pentingnya kurikulum adaptif berbasis teknologi formulasi, kewirausahaan, serta penguatan soft skill seperti kepemimpinan.
Diskusi juga membahas kekhasan PSPPA Itera, terutama pada pemanfaatan bahan alam sebagai fokus keilmuan. Hal ini disampaikan oleh apt. Duana Candradewi Kurnia, S.Farm., dari PT Naturindo, dan apt. Hijrah, S.Si., M.Kes., dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.
Perwakilan IAI turut menegaskan pentingnya diferensiasi PSPPA Itera melalui potensi lokal dan penanaman semangat profesionalisme sejak dini. “Kurikulum harus menggali kekayaan alam daerah dan membangun kebanggaan terhadap profesi apoteker,” ujarnya.
Kegiatan ini menghasilkan sinergi antara akademisi dan praktisi, serta mendapatkan dukungan luas dari para pemangku kepentingan. PSPPA Itera diharapkan menjadi jawaban atas kebutuhan tenaga farmasi di wilayah Sumatra, sekaligus pionir dalam pendidikan farmasi yang holistik, humanistik, dan berbasis kearifan lokal. (Rilis FS/ Humas)