Pusat Mitigasi Gempa dan Tsunami Itera Siap Jalin Kolaborasi Pentaheliks

Pusat Mitigasi Gempa dan Tsunami Itera Siap Jalin Kolaborasi Pentaheliks

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS – Pusat Mitigasi Gempa dan Tsunami Institut Teknologi Sumatera (Itera) resmi memulai langkah awal dengan menjajaki kolaborasi bersama mitra strategis untuk meningkatkan pendidikan dan kesadaran mitigasi kebencanaan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Mitigasi Gempa dan Tsunami Itera, Prof. Ir. Harkunti Pertiwi Rahayu, Ph.D., dalam kegiatan Kick Off Meeting yang berlangsung di Gedung Training Center Itera, Selasa, 20 Mei 2025.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Kepala LPPM Itera, Dr. Muhamad Fatikul Arif, para dekan, serta dosen dengan kepakaran di bidang bencana gempa bumi, tsunami, dan kebencanaan lainnya.

Dalam pengantarnya, Prof. Harkunti menyampaikan bahwa pembentukan pusat ini dilandasi semangat globally respected and locally rooted, sebagai bentuk kontribusi nyata Itera dalam pencegahan dan penanganan bencana di Indonesia, khususnya di Pulau Sumatera.

“Pusat Mitigasi Gempa dan Tsunami Itera lahir dari kesadaran terhadap kondisi rawan bencana di Indonesia, khususnya Sumatera, termasuk potensi ancaman gempa megathrust. Indonesia berada di kawasan rawan karena diapit oleh empat lempeng tektonik aktif,” ujar Prof. Harkunti.

Lebih lanjut, pihaknya berkomitmen menjadikan pusat ini sebagai center of excellence atau Pusat Unggulan Iptek (PUI) yang melibatkan akademisi Itera dari berbagai kepakaran kebencanaan. Menurut Prof. Harkunti, inisiatif ini merupakan implementasi dari amanat UUD 1945 alinea keempat, yang menekankan bahwa negara hadir untuk melindungi segenap bangsa Indonesia—termasuk dari risiko bencana alam.

“Setelah kegiatan kick off ini, kami akan segera memulai inisiasi kolaborasi pentaheliks, dengan mengundang seluruh elemen untuk duduk bersama membahas program-program yang akan dijalankan.”

Prof. Harkunti yang juga merupakan Ketua Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia menyampaikan, pihaknya siap berkolaborasi dalam skema pentaheliks yang mencakup unsur akademisi, pemerintah, industri atau dunia usaha, komunitas, dan media massa.

“Setelah kegiatan kick off ini, kami akan segera memulai inisiasi kolaborasi pentaheliks, dengan mengundang seluruh elemen untuk duduk bersama membahas program-program yang akan dijalankan,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Harkunti juga memaparkan potensi megathrust yang dapat mengancam Indonesia, lengkap dengan penjelasan mengenai peta zona sumber gempa dan tsunami. Ia turut membahas isu-isu kritis dalam perencanaan wilayah dan kota, seperti dampak pertumbuhan penduduk, alih fungsi lahan, dan penurunan muka tanah.

Pusat Mitigasi Gempa dan Tsunami Itera yang diluncurkan tepat pada peringkatan Dies Natalis ke-10 Itera, Oktober tahun lalu diharapkan menjadi pusat kajian kebencanaan yang berfokus pada prediksi dan mitigasi gempa serta tsunami, melalui riset dan teknologi berbasis digital. (Humas/Rudiyansyah)