Prodi Rekayasa Kosmetik Itera Gelar Workshop Pembuatan Parfum di Sekolah Qur’an Ibnu Katsir

Prodi Rekayasa Kosmetik Itera Gelar Workshop Pembuatan Parfum di Sekolah Qur’an Ibnu Katsir

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS  – Tim dosen dari Prodi Rekayasa Kosmetik Institut Teknologi Sumatera (Itera) menggelar workshop bertajuk “Edukasi dan Workshop Pembuatan Parfum Islami untuk Pendidik di Sekolah Quran Ibnu Katsir”, sebagai bagian dari Hibah Program Layanan Kepakaran dan Pembelajaran Masyarakat (LKPM) LPPM Itera tahun 2025.

Kegiatan yang dilaksanakan Jumat, 8 Agustus 2025, tersebut diketuai Annisaa Siti Zulaicha, M.Si. Dalam kesempatan tersebut, Annisa menekankan pentingnya penguasaan keterampilan praktik di bidang kosmetik sebagai bekal peningkatan keterampilan guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis praktik bagi para siswa. Ia juga menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari pihak sekolah.

Pembina Yayasan Ibnu Katsir, Ustaz Hafidz Ibrahim Gunawan, S.Pd., menyambut baik kegiatan ini, menekankan bahwa parfum merupakan salah satu kesukaan Rasulullah SAW dan penampilan yang baik adalah bagian dari etika Islami. Sehingga menarik untuk para guru untuk mempunyai ilmunya.

Annisa menekankan pentingnya penguasaan keterampilan praktik di bidang kosmetik sebagai bekal peningkatan keterampilan guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis praktik bagi para siswa

Peserta menerima modul praktis di awal kegiatan sebagai panduan untuk memahami materi yang disampaikan. Iwan Syahjoko Saputra, M.Si., membawakan materi tentang sejarah parfum, potensi bahan aroma lokal seperti gaharu yang berasal dari Sumatera dan Kalimantan, serta konsep fragrance pyramid—top, middle, dan base notes. Pemateri juga menjelaskan pentingnya peran indra penciuman dalam mengenali karakter aroma, yang belum bisa digantikan oleh teknologi, meskipun teknologi canggih sekalipun.

Sesi tanya jawab berlangsung interaktif. Salah satu peserta bertanya apakah aroma tertentu dapat meningkatkan semangat belajar anak. Tim menjelaskan bahwa beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara aroma dan kondisi emosional, termasuk semangat belajar dan pengurangan kecemasan — membuka peluang riset lebih lanjut berbasis pendekatan biomedis.

Setelah itu, peserta mengisi worksheet untuk mengidentifikasi kategori aroma. Lalu melanjutkan ke sesi praktik meracik parfum. Dalam sesi ini, peserta dibimbing langsung oleh mahasiswa Prodi Rekayasa Kosmetik Itera, menggunakan bahan-bahan yang sesuai prinsip halal seperti essential oil dan ethanol food-grade.

Workshop ini diharapkan menjadi langkah awal dalam menumbuhkan keterampilan kosmetik di kalangan pendidik, sekaligus memperkuat pembelajaran kontekstual di sekolah berbasis Islam. (Rilis/Humas)