Prodi Fisika Itera Gelar Diskusi Kurikulum dan Perkuat Kolaborasi dengan Guru Fisika Lampung

Prodi Fisika Itera Gelar Diskusi Kurikulum dan Perkuat Kolaborasi dengan Guru Fisika Lampung

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS – Program Studi Fisika, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sumatera (Itera), sukses mengadakan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) pada Kamis, 17 Oktober 2024, di Ruang Rapat F102 Itera. Kegiatan ini dilaksanakan secara hibrid dan melibatkan Prof. Mitrayana dari Universitas Gadjah Mada (UGM) serta perwakilan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Fisika Provinsi Lampung. Diskusi ini mengundang dosen dan guru fisika dari berbagai SMA di Lampung dengan fokus pada penyesuaian kurikulum 2024, pengembangan mata kuliah dalam skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dan strategi kolaborasi untuk meningkatkan kualitas pengajaran fisika.

Koordinator Program Studi Fisika Itera, Indra Pardede, Ph.D., dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi antara pendidikan tinggi dan sekolah menengah untuk mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan dalam bidang fisika dan teknologi. Ia berharap kegiatan ini dapat mendorong inovasi dalam pengajaran fisika sekaligus membuka peluang kolaborasi berkelanjutan.

“Peran aktif seluruh pihak sangat penting dalam membangun pendidikan fisika yang relevan dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Indra.

Peran aktif seluruh pihak sangat penting dalam membangun pendidikan fisika yang relevan dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Sementara itu, Yusron Darojat, S.Pd., M.Sc., Koordinator Kurikulum Prodi Fisika Itera, menyampaikan bahwa Prodi Fisika Itera berkomitmen mengukuhkan peran strategisnya dalam bidang kebencanaan, material, dan energi. Dengan status akreditasi “Baik Sekali” berdasarkan SK Nomor 110/SK/LAMSAMA/Akred/S/XII/2023, Prodi Fisika Itera berupaya mendukung kemajuan Sumatera dan Indonesia di era Revolusi Industri 4.0.

“Dengan kekuatan sumber daya manusia, yakni 18 dosen ASN, 5 dosen non-ASN, dan 5 laboran, kami mempersiapkan lulusan yang mampu menjadi peneliti, data scientist, dan operator instrumen di bidang teknologi kebencanaan dan energi,” jelas Yusron.

Prof. Mitrayana dalam sesi pemaparan menekankan pentingnya sinkronisasi kurikulum antara pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Ia juga menggarisbawahi pentingnya adaptasi perkembangan teknologi terbaru dalam materi ajar serta pendekatan pengajaran yang lebih aplikatif dan inovatif agar dapat menarik minat siswa pada fisika.

DKT ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang berguna untuk meningkatkan relevansi kurikulum dengan perkembangan teknologi terbaru dan mengatasi tantangan rendahnya minat siswa terhadap fisika. Selain itu, kolaborasi antara ITERA dan guru-guru fisika di Lampung diharapkan memperkuat kualitas pendidikan fisika di tingkat sekolah menengah dan membuka peluang inovasi untuk masa depan pendidikan. (Rilis FS/Humas)