ITERA NEWS – Program Studi (Prodi) Rekayasa Tata Kelola Air Terpadu (TKA) Institut Teknologi Sumatera (Itera) menggelar Studium General bertema Air dan Perubahan Iklim: Solusi Berkelanjutan untuk Ketahanan Air. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom pada Jumat, 21 Maret 2024, dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia.
Acara tersebut dihadiri oleh Dekan Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan (FTIK) Itera, Roy Candra P. Sigalingging, S.T., M.Sc., Ph.D., Koordinator Prodi TKA Ferial Asferizal, S.T., M.T., serta Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung, Indra Purna, S.P., M.Si., sebagai pemateri. Selain itu, ratusan sivitas akademika Itera turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Koordinator Prodi TKA, Ferial Asferizal, menyampaikan bahwa melalui Studium General ini, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh wawasan dan ilmu terkait berbagai permasalahan air yang terjadi saat ini.
Dekan FTIK Itera, Roy Candra P. Sigalingging, mengapresiasi Prodi TKA dan Himpunan Mahasiswa Tata Kelola Air (Himataka) Itera atas penyelenggaraan kegiatan ini. Ia menekankan bahwa air memiliki dua sisi, yakni memberikan manfaat bagi kehidupan, namun juga dapat menimbulkan bencana. “Harapannya, Studium General ini dapat memberikan manfaat bagi pengelolaan lingkungan kita,” ujarnya.
Dengan adanya Studium General ini, diharapkan mahasiswa dan peserta lainnya dapat memahami pentingnya ketahanan air serta dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air di masa depan.
Sementara itu, dalam pemaparannya, Indra Purna menjelaskan bahwa perubahan iklim dan cuaca memiliki keterkaitan erat dengan sumber daya air. Ia menuturkan bahwa perubahan iklim dipicu oleh keberadaan Gas Rumah Kaca (GRK), yang secara alami merupakan bagian dari atmosfer bumi. “GRK berperan dalam menjaga suhu bumi tetap hangat pada malam hari. Tanpa adanya GRK, suhu bumi saat malam hari bisa mencapai minus derajat Celsius,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Indra memaparkan bahwa berdasarkan data dari tahun 1976 hingga 2022, curah hujan pada musim hujan mengalami penurunan sebesar 33,27 mm setiap 10 tahun, sedangkan curah hujan pada musim kemarau menurun sebesar 14,36 mm per 10 tahun.
Dengan adanya Studium General ini, diharapkan mahasiswa dan peserta lainnya dapat memahami pentingnya ketahanan air serta dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air di masa depan.
Penulis: Muhammad Ilham (Teknik Industri)