ITERA NEWS – Penutupan Program Desa Binaan Kuliah Kerja Nyata (PDB KKN) Institut Teknologi Sumatera (Itera) di Desa Purwodadi Dalam, Kecamatan Tanjung Sari, Lampung Selatan, Kamis, 21 Agustus 2025 berlangsung istimewa. Tidak sekadar seremoni, penutupan kali ini diisi kegiatan panen maggot dan sayuran yang dihasilkan dari program mahasiswa.
Kegiatan penutupan tersebut juga diadakan kegiatan sosialisasi bertajuk “Manajemen Budidaya Maggot: Peluang dan Tantangannya” oleh Supervisor Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa, Wawan Setiawan. Dalam kesempatan tersebut, Wawan mengajak warga memahami potensi ekonomi dari budidaya maggot yang mulai dikembangkan sejak 17 hari lalu.
Maggot hasil budidaya tersebut dipanen langsung dalam acara ini. Dengan menggunakan pakan dari limbah ampas tahu yang bernutrisi tinggi, panen menghasilkan sekitar 6 kilogram maggot per bak dari 3 bak budidaya, yang sebelumnya ditebari masing-masing 10 gram baby maggot. “Ini menjadi bukti bahwa budidaya maggot adalah solusi berkelanjutan yang menjanjikan, baik dari sisi ekonomi maupun pengelolaan limbah organik,” ujar Wawan.
Rinda juga menjelaskan potensi pengembangan produk turunan yang meliputi pakan ternak, kosmetik, hingga sumber protein alternatif bagi manusia.
Kepala Desa Purwodadi Dalam mendukung pengembangan budidaya maggot di desanya. Hal tersebut disampaikan melalui Sekretaris Desa, Sukijo, yang turut mengapresiasi kontribusi mahasiswa KKN Itera yang konsisten membawa program yang bermanfaat.
Sukijo menyebutkan, sebelumnya mahasiswa Itera juga mengubah limbah cair tahu menjadi nata de soya melalui KKN Tematik dan menginisiasi bank sampah. Kali ini, mereka hadir lagi dengan program pembuatan lubang resapan biopori, pemanfaatan lahan pekarangan untuk sayuran, dan budidaya maggot.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim PDB KKN Itera, Rinda Gusvita, S.T.P., M.Sc., turut memperkenalkan hasil inovasi dari program pemanfaatan pekarangan rumah. Selain sayuran, mahasiswa juga mengembangkan loofah, spons alami dari buah gambas, yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi. Loofah berkualitas dapat dijual hingga Rp 20.000 per buah di marketplace dan menjadi alternatif pengganti spons pabrikan yang tidak dapat terurai.
Pakan Ternak hingga Kosmetik
Terkait budidaya maggot, Rinda juga menjelaskan potensi pengembangan produk turunan yang meliputi pakan ternak, kosmetik, hingga sumber protein alternatif bagi manusia. Dengan potensi tersebut, Wawan Setiawan menambahkan bahwa Dompet Dhuafa tengah membangun jaringan pembudidaya maggot di Provinsi Lampung, dan Desa Purwodadi Dalam dinilai sebagai salah satu wilayah yang sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.
“Dompet Dhuafa Lampung mengapresiasi tim pengabdian Itera yang konsen terhadap program maggot. Kami saat ini mengembangkan program maggotin dengan tujuan pengurangan sampah organik dan pemberdayaan. Dan semoga kami dapat berkolaborasi dalam hal pemberdayaan masyarakat dengan Itera dan desa-desa dampingannya,” kata Wawan.
Kegiatan penutupan ditandai dengan pemotongan tumpeng dan makan bersama, sebagai simbol rasa syukur atas berjalannya program PDB KKN dengan lancar. Meskipun kegiatan KKN telah usai, tim mahasiswa Itera masih akan melakukan proses monitoring dan evaluasi secara berkala guna memastikan keberlanjutan program yang telah berjalan. (Rilis/Humas)