ITERA NEWS – Institut Teknologi Sumatera (Itera) melalui Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) sukses menyelenggarakan rangkaian kegiatan pengamatan gerhana bulan total yang berlangsung 7-8 September 2025 di Pelataran Gedung Kuliah Umum 2 Itera. Kegiatan ini disambut antusias sekitar 150 peserta, terdiri dari mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, masyarakat, serta perwakilan Unila dan UIN Raden Intan Lampung.
OAIL menyiapkan empat teleskop, termasuk teleskop katadioptrik yang memungkinkan peserta mengamati bulan secara detail dan bahkan Saturnus. Dosen Prodi Sains Atmosfer dan Keplanetan, Dr. Robiatul Muztaba, menjelaskan fase gerhana yang dimulai pukul 22.28 WIB dan berakhir 03.55 WIB, dengan puncak gerhana total pukul 01.11 WIB yang menampilkan fenomena “blood moon.”
Selain pengamatan langsung bertajuk Ngamat Bareng OAIL (Ngabril), kegiatan juga meliputi siaran langsung di kanal YouTube OAIL menggunakan teleskop robotik OZT-ALTS, serta kolaborasi streaming nasional bersama Observatorium Bosscha dan Jaringan Observatorium dan Planetarium Indonesia (JOPI). Hendra Agus Prastyo, S.Si, M.Si, hadir sebagai narasumber dan menjelaskan bagaimana atmosfer bumi memengaruhi warna merah pada gerhana bulan total.
Informasi ilmiah memang bisa cepat masyarakat dapatkan dengan AI, namun fenomena alam seperti gerhana bulan total tetap menjadi laboratorium terbaik untuk masyarakat memahami pola pergerakan benda langit tersebut
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Robiatul Muztaba, menekankan pentingnya peran akademisi dalam menjelaskan fenomena alam secara ilmiah seperti gerhana bulan. Cara tersebut untuk membangun pemahaman masyarakat tentang sains, sekaligus memperkuat hubungan antara akademisi dan komunitas lokal.
“Informasi ilmiah memang bisa cepat masyarakat dapatkan dengan AI, namun fenomena alam seperti gerhana bulan total tetap menjadi laboratorium terbaik untuk masyarakat memahami pola pergerakan benda langit tersebut,” ujar Robiatul.
Dr. Robiatul juga berharap, pembangunan Observatorium Lampung dikawasan Taman Hutan Raya Wan Abdur Rahman, yang telah dicanangkan Itera dan Pemerintah Provinsi Lampung dapat dilanjutkan, sehingga kegiatan serupa dapat terus dilakukan sebagai jembatan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat, khususnya dalam memahami fenomena astronomi seperti gerhana bulan total.
Selain tiga kegiatan utama, OAIL juga mendukung tim I-SEE (Itera Scientific Expedition and Exploration Krakatau) dari Fakultas Sains Itera. Tim ini melakukan pengamatan gerhana bulan total di area Pulai Sebesi, Krakatau, menggabungkan eksplorasi ilmiah dengan pengalaman ekspedisi di lokasi yang unik. Dukungan ini mencakup penyediaan peralatan dan koordinasi teknis untuk memastikan pengamatan berjalan lancar. (Rilis/Humas)