ITERA NEWS – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Rekognisi Institut Teknologi Sumatera (Itera) di Pekon Payung, Kota Agung Barat, Kabupaten Tanggamus, mengolah limbah kulit buah kakao menjadi produk pangan bernilai jual tinggi, mulai dari kerupuk kulit kakao hingga teh herbal dari kulit ari biji kakao. Inovasi ini dikenalkan kepada warga setempat melalui sosialisasi yang digelar pada Rabu, 13 Agustus 2025, sebagai upaya mendorong penguatan produk UMKM.
Inovasi produk ini berangkat dari potensi besar bagian buah kakao yang jarang dimanfaatkan, yaitu kulit buah kakau. Selama ini, pengolahan kakao hanya berfokus pada bijinya yang diolah menjadi bubuk atau lemak kakao, sementara kulit buahnya yang jumlahnya mencapai 75 persen dari total bobot sering menjadi limbah. Melalui proses pembersihan, pengambilan mesokarp (bagian lunak), pencampuran dengan bahan tambahan, dan pengeringan, kulit kakao dapat diubah menjadi kerupuk renyah.
Selain itu, kulit ari biji kakao yang biasanya dibuang setelah penyangraian juga dimanfaatkan menjadi teh herbal kaya senyawa bioaktif. Produk ini tidak hanya menambah cita rasa, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan, sehingga berpotensi menjadi pangan fungsional.
Kulit ari biji kakao yang biasanya dibuang setelah penyangraian juga dimanfaatkan menjadi teh herbal kaya senyawa bioaktif. Produk ini tidak hanya menambah cita rasa, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan, sehingga berpotensi menjadi pangan fungsional.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Hibah Internal Pengabdian Kepada Masyarakat Skema Program Desa Binaan – Kuliah Kerja Nyata (PDB-KKN) Itera yang diketuai oleh Masayu Nur Ulfa, S.Gz., M.Si., dengan melibatkan 12 mahasiswa dari berbagai program studi, seperti Teknologi Pangan, Pariwisata, Teknik Sipil, Teknik Material, Sains Data, dan Sains Aktuaria.
Dosen Pendamping Lapangan, Muhammad Rizky Ramanda, S.T.P., M.T.P., berharap program tersebut berlanjut, dan menjadi pendampingan usaha berbasis perkebunan lokal, sekaligus kontribusi dalam mengurangi limbah pangan (food loss). Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) setempat juga optimistis Kelompok Wanita Tani (KWT) dapat menerapkan inovasi ini untuk memperkuat UMKM desa.
Sekretaris Pekon Payung menyampaikan apresiasi atas inovasi mahasiswa Itera yang dinilai dapat menjadi peluang usaha baru bagi warga. “Kami berharap ilmu yang dibagikan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan produk olahan kakao dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujarnya. (Rilis/Humas)