ITERA NEWS. Mahasiswa Fakultas Sains, Institut Teknologi Sumatera (Itera), turut serta dalam kegiatan The 1st Uninet Summer Program yang bertajuk Revisiting the Aceh Tsunami after 20 Years: Insights, Resilience, and Progress di Universitas Syiah Kuala, Aceh, Indonesia. Program ini diadakan untuk memperingati 20 tahun tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004, dan berlangsung pada 22-28 September 2024.
Dua mahasiswa Fakultas Sains Itera, yaitu Septria M. Uzer dari Program Studi Fisika dan Erinna Fredella dari Program Studi Sains Aktuaria, menjadi perwakilan dalam acara ini. Program yang diikuti oleh mahasiswa nasional dan internasional ini mengundang berbagai pembicara, baik akademisi, praktisi, maupun organisasi internasional, untuk berbagi wawasan tentang mitigasi bencana.
Kegiatan ini menjadi wadah untuk berdiskusi mengenai tantangan dan solusi bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami. Selain itu, para peserta juga diajak mengunjungi lokasi-lokasi terdampak tsunami untuk memahami lebih dalam dampak dari bencana tersebut.
Kegiatan ini menjadi wadah untuk berdiskusi mengenai tantangan dan solusi bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami. Selain itu, para peserta juga diajak mengunjungi lokasi-lokasi terdampak tsunami untuk memahami lebih dalam dampak dari bencana tersebut.
Pada hari pertama, acara dibuka dengan sesi Plenary Talks yang menghadirkan tujuh topik utama, antara lain “Plate Tectonics and Local Geological Features,” “Mega Thrust: Are We Ready for the Next Hit?” dan “Effective Communication Strategies for Tsunami Risk Awareness.” Salah satu poin penting yang disampaikan dalam diskusi ini adalah bahwa bukan gempa atau tsunami yang membunuh, melainkan bangunan yang tidak kuat. Oleh karena itu, korupsi dalam pembangunan harus dihentikan demi menciptakan infrastruktur yang lebih tangguh.
Kegiatan hari kedua mencakup kunjungan lapangan ke Museum Tsunami, PLTD Apung, dan bangunan penyelamatan di Desa Alue Deah Tengoh, diikuti dengan penanaman mangrove sebagai upaya pencegahan abrasi. Kunjungan juga dilanjutkan ke situs sejarah di Baitussalam untuk mempelajari benteng kuno yang ada di sana.
Pada hari ketiga, peserta melakukan brainstorming dan diskusi kelompok sebelum mempersiapkan presentasi akhir. Selain itu, mereka mengikuti plenary talk tentang “Community Tsunami Awareness and Education” oleh Dr. Rina Suryani Oktri, S.Kep., M.Si., serta menikmati city tour ke Museum Rumoh Aceh, Masjid Raya Baiturrahman, dan Gunongan.
Acara diakhiri dengan presentasi kelompok dan pemutaran video kegiatan selama program. Para peserta diharapkan dapat membawa pengetahuan baru mengenai mitigasi bencana, serta memperkuat solidaritas internasional dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana di masa mendatang. (Rilis Fakultas Sains/Humas)