ITERA NEWS – Program Studi Magister Fisika Institut Teknologi Sumatera (Itera) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas arah pengembangan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) sesuai Permendiktisaintek Nomor 39 Tahun 2025. FGD menghadirkan narasumber dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Mitrayana, S.Si., M.Si, serta diikuti jajaran dosen Magister Fisika dan perwakilan Fakultas Sains.
Koordinator Prodi Magister Fisika, Dr. Agustina Widiyani, M.Si, menyampaikan bahwa FGD ini menjadi langkah strategis dalam memastikan kurikulum tetap relevan dengan kebutuhan akademik dan industri. Tim penyusun kurikulum, melalui Dr. Eko Satria, M.Si, memaparkan rancangan struktur kurikulum, capaian pembelajaran lulusan (CPL), dan strategi pemenuhan CPL untuk jalur reguler maupun by research. Kurikulum disusun berdasarkan Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 dengan profil lulusan yang menargetkan peneliti, pendidik akademik, ahli instrumentasi, konsultan teknologi, serta ahli kebencanaan.
FGD juga membahas penerapan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), jalur fast track, mikro kredensial, serta penyesuaian SKS sesuai kebijakan Permendiktisaintek Nomor 39 Tahun 2025 yang menetapkan minimal 36 SKS untuk program magister.
Prof. Mitrayana menekankan pentingnya keselarasan kurikulum dengan visi prodi, fakultas, dan institusi. Ia menyoroti perlunya penggunaan kata kerja tingkat tinggi dalam CPL, penyeragaman mata kuliah wajib antara dua jalur pendidikan, revisi taksonomi Bloom, serta peningkatan porsi penilaian berbasis tugas problem-based dibanding UTS dan UAS. “Kurikulum OBE harus berfokus pada capaian kemampuan nyata mahasiswa,” ujarnya.
FGD juga membahas penerapan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), jalur fast track, mikro kredensial, serta penyesuaian SKS sesuai kebijakan Permendiktisaintek Nomor 39 Tahun 2025 yang menetapkan minimal 36 SKS untuk program magister. Pertimbangan akreditasi internasional ASIIN dan kesetaraan ECTS turut menjadi bagian dari diskusi.
Kegiatan ini menghasilkan sejumlah poin tindak lanjut, antara lain penguatan pendekatan problem-based learning, penyelarasan CPL dan CPMK dengan standar magister, integrasi RPL dan mikro kredensial dalam kurikulum 2025, serta penyusunan dokumen addendum kurikulum sebagai penyesuaian terhadap regulasi terbaru.




