Lulusan Fisika Itera Berpeluang Berkarier di Industri Penerbangan

Lulusan Fisika Itera Berpeluang Berkarier di Industri Penerbangan

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS – Lulusan Program Studi Fisika memiliki peluang besar untuk berkarier di industri penerbangan, mengingat peran ilmu fisika dalam berbagai aspek teknologi aviasi. Prinsip-prinsip fisika, seperti aerodinamika, elektromagnetisme, dan termodinamika, menjadi dasar dalam pengembangan sistem navigasi, komunikasi, hingga desain dan perawatan pesawat. Dengan pemahaman yang kuat mengenai prinsip-prinsip tersebut, lulusan Fisika dapat berkontribusi dalam berbagai bidang, termasuk avionik, rekayasa struktural, serta keselamatan penerbangan.

Topik ini dibahas lebih lanjut dalam Studium Generale yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sumatera (Itera) melalui Program Studi Fisika, Fakultas Sains. Studium Generale Series 1 bertajuk Fisika dan Dunia Aviasi – Sebuah Inspirasi pada Jumat, 7 Maret 2025. Acara yang berlangsung daring ini menghadirkan Heri Permadi Suherman, S.Si., Engineering Development Engineer (Avionics), sebagai narasumber utama. Kegiatan ini diikuti oleh 290 peserta dan bertujuan memperluas wawasan mahasiswa mengenai peran ilmu fisika dalam industri penerbangan dan avionik.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Itera, Prof. Dr. Eng- Khairurrijal, M.Si.,dalam pembukaan kegiatan menekankan pentingnya pemahaman mahasiswa terhadap keterkaitan fisika dengan dunia penerbangan. “Manfaatkan kesempatan ini untuk menggali informasi mengenai bagaimana fisika berperan dalam industri penerbangan agar kita memiliki gambaran luas mengenai peluang karier di bidang ini,” ujarnya.

Heri Permadi Suherman juga menepis stigma bahwa lulusan Fisika hanya terbatas pada profesi pengajar. Lulusan Fisika dapat bekerja di berbagai sektor, termasuk industri penerbangan. Tidak ada ilmu yang sia-sia jika kita terus belajar dan berusaha

Industri Penerbangan

Heri Permadi Suherman juga menepis stigma bahwa lulusan Fisika hanya terbatas pada profesi pengajar. “Lulusan Fisika dapat bekerja di berbagai sektor, termasuk industri penerbangan. Tidak ada ilmu yang sia-sia jika kita terus belajar dan berusaha, tambahnya.

Dalam pemaparannya, Heri menjelaskan bahwa avionik mencakup sistem penting dalam pesawat, seperti autoflight, navigasi, komunikasi, kelistrikan, serta sistem pemeliharaan dan informasi pesawat. Ia juga membahas prinsip-prinsip fisika dalam penerbangan, mulai dari aerodinamika yang memungkinkan pesawat menghasilkan gaya angkat, Hukum Newton yang menjelaskan dorongan mesin dan hambatan udara, hingga prinsip elektromagnetisme dalam radar, GPS, dan komunikasi.

Sesi diskusi berlangsung interaktif dengan berbagai pertanyaan dari peserta. Salah satu pertanyaan membahas risiko dalam penerbangan serta strategi mitigasinya. Heri menjelaskan bahwa risiko seperti kegagalan sistem navigasi dan cuaca ekstrem dapat diminimalkan melalui pelatihan intensif, pemeliharaan berkala, serta penggunaan teknologi canggih. Ia juga menjelaskan ketahanan black box dalam kondisi ekstrem, seperti benturan keras, suhu tinggi, dan perendaman dalam air.

Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat apresiasi kepada Heri Permadi Suherman. Studium Generale ini memberikan wawasan tentang peran fisika dalam industri penerbangan serta memotivasi mahasiswa untuk terus belajar dan menghadapi tantangan di dunia kerja. (Rilis/Humas)