ITERA NEWS – Kepala Pusat Studi Pembangunan Berkelanjutan Institut Teknologi Sumatera (Itera Center for SDGs Studies), Rinda Gusvita, S.T.P., M.Sc., menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Green Students Movement (GSM) yang diselenggarakan oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung, pada Senin–Rabu, 26–28 Mei 2025.
Kegiatan yang mengangkat tema “Gerakan Orang Muda untuk Energi Bersih dan Keadilan Ekologis” ini melibatkan 25 peserta yang terdiri atas pelajar, mahasiswa, dan pemuda dari berbagai daerah di Provinsi Lampung. Acara dilaksanakan di Villa Gatot, Kemiling, Bandar Lampung.
Dalam pemaparannya, Rinda menyampaikan materi bertema “Menjadi Seorang Environmentalis”. Ia menjelaskan bahwa gerakan environmentalisme lahir sebagai respons terhadap krisis lingkungan global yang berdampak besar terhadap keberlangsungan hidup makhluk hidup di bumi, terutama manusia. “Isu lingkungan saat ini bukan hanya menjadi isu nasional, tetapi juga telah menjadi isu internasional yang sangat memengaruhi kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat,” ujar Rinda.
Menurutnya, prinsip dasar environmentalisme berfokus pada dua hal utama, yaitu keberlanjutan (sustainability) dan pertanggungjawaban terhadap sumber daya (accountability of resources). Ia juga menyoroti bagaimana paradigma ekonomi neoliberalisme yang dijalankan di banyak negara, termasuk Indonesia, justru menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti perempuan dan masyarakat adat atau lokal. “Dampak tersebut antara lain berupa perampasan tanah, kerusakan lingkungan, perubahan iklim, konflik agraria, hingga ketimpangan ekonomi,” tambahnya.
Prinsip dasar environmentalisme berfokus pada dua hal utama, yaitu keberlanjutan (sustainability) dan pertanggungjawaban terhadap sumber daya (accountability of resources).
Rinda mengajak para peserta untuk menjadi environmentalist tidak hanya dengan menunjukkan kepedulian, tetapi juga melalui aksi nyata.
“Langkah awalnya adalah dengan educate yourself. Setelah itu, mulailah menjalani kebiasaan hidup berkelanjutan. Lanjutkan dengan ikut serta dalam aksi kolektif, terlibat dalam diskusi iklim, serta kampanye melalui media sosial masing-masing,” pesan Rinda.
Direktur Walhi Lampung, Irfan Tri Musri, menyampaikan bahwa kegiatan GSM bertujuan membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda di Provinsi Lampung terhadap isu lingkungan dan energi bersih yang berkeadilan. Peserta juga diajak untuk mengenali, menganalisis, dan mendiskusikan permasalahan ekologis serta dampak energi kotor terhadap perubahan iklim di daerahnya.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan muncul solusi-solusi kreatif dan inovatif dari generasi muda dalam mengampanyekan serta mendorong percepatan transisi energi bersih yang berkeadilan. Ke depan, kami juga menargetkan terbentuknya forum pemuda peduli lingkungan di Provinsi Lampung,” ujar Irfan. (Humas)