ITERA NEWS – Institut Teknologi Sumatera (Itera) menyelenggarakan Program Pra-Doktoral 2025, sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya dosen guna memperkuat daya saing akademik dan pengembangan riset. Program ini menjadi salah satu langkah strategis kampus dalam mendorong percepatan studi lanjut dosen muda menuju jenjang Doktor (S3), sekaligus memperkuat kapasitas akademik dan riset di lingkungan Itera.
Program Pra-Doktoral merupakan bagian dari Pendampingan Program Revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PR-PTN) Itera oleh Institut Teknologi Bandung (ITB). Kegiatan berlangsung dalam dua tahap, yakni workshop daring pada 25–26 November dan kegiatan luring di ITB pada 1–5 Desember 2025.
Sebanyak 79 dosen muda Itera mengikuti tahap awal program ini. Mereka mendapatkan pembekalan mengenai budaya dan etika akademik, kurikulum S3, strategi pengembangan jejaring riset, serta penyusunan proposal penelitian yang kompetitif. Langkah ini diharapkan dapat mematangkan kesiapan para dosen sebelum benar-benar menempuh studi S3.
Prof. Wahyu mengibaratkan perjalanan studi doktoral sebagai “perjalanan panjang dan sunyi” yang membutuhkan kesiapan matang, sehingga dukungan institusi seperti yang dilakukan Itera sangat penting bagi para calon mahasiswa doktoral.
Dalam kegiatan workshop, Itera menghadirkan pimpinan dan pakar dari Sekolah Pascasarjana Ilmu dan Teknologi Multidisiplin (SPITM) ITB, di antaranya Dekan SPITM ITB Prof. Ir. Wahyu Srigutomo, S.Si., M.Si., Ph.D., dan para wakil dekan serta ketua program doktor dari berbagai bidang. Mereka membawakan materi terkait kurikulum doktoral, budaya akademik, hingga strategi riset multidisiplin.
Prof. Wahyu mengibaratkan perjalanan studi doktoral sebagai “perjalanan panjang dan sunyi” yang membutuhkan kesiapan matang, sehingga dukungan institusi seperti yang dilakukan Itera sangat penting bagi para calon mahasiswa doktoral.
Tahap lanjutan program dilaksanakan secara luring di ITB dan diikuti oleh tujuh dosen Itera yang terpilih dari proses workshop sebelumnya. Selama lima hari, para peserta menerima pendampingan intensif berupa orientasi seleksi S3, penulisan proposal riset, metode penelitian, simulasi tes TPA dan bahasa Inggris, hingga latihan presentasi proposal di hadapan panelis berlisensi. Kegiatan ditutup dengan kunjungan ke berbagai fasilitas dan laboratorium ITB untuk memberikan gambaran nyata mengenai lingkungan riset tingkat lanjut. (Rilis/Humas)



