ITERA NEWS – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sumatera (Itera) melaksanakan monitoring dan evaluasi (monev) program KKN PPM dan Tematik di 10 desa di Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran, Kamis, 14 Agustus 2025. Kegiatan dilakukan oleh lima tim dengan mengunjungi balai desa dan posko mahasiswa untuk meninjau progres pelaksanaan program.
Di Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, tim monev mengunjungi Desa Margo Mulyo dan Gedung Agung. Mahasiswa di Desa Margo Mulyo telah menyelesaikan sebagian besar program kerja, termasuk pembuatan pupuk organik (ecofertilizer) dari kotoran sapi. Sementara itu, kelompok KKN di Gedung Agung mengembangkan pestisida alami dari limbah kulit bawang untuk mengatasi hama tanaman, serta mengedukasi siswa SD tentang bahaya penggunaan internet berlebihan.
Desa Purwotani dan Sinar Rejeki juga menjadi lokasi monev. Mahasiswa di Purwotani membuat alat penebar pupuk otomatis untuk membantu petani, sedangkan di Sinar Rejeki mereka melatih ibu PKK mengolah singkong menjadi mie sehat bernilai jual, dilengkapi pelatihan pengemasan dan pemasaran.
Di Kabupaten Pesawaran, monev dilakukan di Desa Talang Mulya dan Batu Menyan. Talang Mulya fokus pada penguatan sektor pertanian, peternakan, dan kewirausahaan melalui pembuatan pupuk organik, mesin pencacah daun, teh kulit salak, hingga digitalisasi desa. Sementara itu, Batu Menyan menjalankan program pemetaan dan mitigasi bencana serta rebranding pariwisata.
Melalui monev, kami dapat memantau progres, mengevaluasi capaian, dan memastikan program memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Kami juga mendorong keberlanjutan program yang telah dirintis mahasiswa
Tim berikutnya memantau Desa Sinar Ogan dan Sukanegara. Sinar Ogan mengembangkan website dan profil desa, sedangkan Sukanegara memproduksi minuman herbal dari daun sirsak dan kelor untuk kesehatan.
Di Kecamatan Tanjung Sari dan Natar, Lampung Selatan, monev dilakukan di Desa Purwodadi Dalam dan Sukadamai. Purwodadi Dalam mengusung program pemanfaatan pekarangan untuk ketahanan pangan dan pembuatan biopori dari limbah organik, sedangkan Sukadamai menyusun master plan bank sampah serta membangun bak pembakar sampah.
Kepala Pusat Pengabdian dan KKN Itera, Dr. Idra Herlina, S.Si., M.Sc., menyampaikan bahwa monev bertujuan memastikan program KKN berjalan efektif dan sesuai rencana. “Melalui monev, kami dapat memantau progres, mengevaluasi capaian, dan memastikan program memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Kami juga mendorong keberlanjutan program yang telah dirintis mahasiswa,” ujarnya.
Hasil monev menunjukkan sebagian besar program telah mencapai 80–100 persen penyelesaian. Kegiatan ini diharapkan memperkuat kontribusi Itera dalam pemberdayaan masyarakat desa. (Rilis/Humas)