ITERA NEWS – Fakultas Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi Sumatera (Itera) bekerja sama dengan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (Satgas PPKPT) Itera menggelar sosialisasi penanganan tindakan kekerasan di lingkungan kampus bagi mahasiswa. Kegiatan ini dilaksanakan pada 14–16 Mei 2025 dan diikuti oleh mahasiswa dari seluruh program studi di lingkungan FTI.
Ketua Satgas PPKPT Itera, Dr. Winati Nurhayu,S.Si., mengapresiasi inisiatif FTI dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut. “FTI berinisiatif mengundang Satgas sebagai narasumber. Kami menyambut baik langkah ini dan berharap fakultas lainnya juga turut mengundang Satgas, atau dapat kami jadwalkan dalam agenda roadshow rutin,” ujar Winati.
Menurut Dr. Winati, kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai berbagai jenis kekerasan yang dapat terjadi di lingkungan kampus, mulai dari kekerasan fisik, verbal, berbasis gender, relasi kuasa, hingga kekerasan digital. Selain itu, sosialisasi ini juga memperkenalkan peran Satgas PPKPT sebagai lembaga yang bertugas mencegah dan menangani kekerasan di perguruan tinggi.
“Sosialisasi ini bukan sekadar edukasi, tetapi juga merupakan upaya penguatan hak mahasiswa untuk berada di lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan,” tegas Dr. Winati. Ia menambahkan bahwa keberhasilan kerja Satgas sangat bergantung pada dukungan seluruh sivitas akademika.
Pada hari pertama sosialisasi yang digelar di Aula Gedung C Itera, Rabu, 14 Mei 2025, Dr. Winati Rahayu menyampaikan materi pada sesi pertama, yang kemudian dilanjutkan oleh Suryaneta, S.T., M.Sc., Ph.D., pada sesi kedua. Sosialisasi ini juga melibatkan anggota Satgas PPKPT dari unsur tenaga kependidikan dan mahasiswa.
“Sosialisasi ini bukan sekadar edukasi, tetapi juga merupakan upaya penguatan hak mahasiswa untuk berada di lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan.”
Enam Bentuk Kekerasan
Dalam sesi penyampaian materi, Suryaneta memaparkan secara rinci berbagai bentuk kekerasan seksual dan mekanisme penanganannya di lingkungan kampus. Ia menjelaskan enam jenis kekerasan, antara lain kekerasan fisik, psikis, peundungan, kekerasan seksual, diskriminasi dan intoleransi, serta kebijakan yang mengandung kekerasan. Suryaneta menekankan bahwa korban kekerasan yang tidak mendapat penanganan dengan baik berisiko mengalami trauma jangka panjang, bahkan berpotensi menjadi pelaku di masa depan. Dalam pemaparannya, ia juga menguraikan sanksi administratif yang dapat dijatuhkan sesuai tingkat pelanggaran.
Satgas PPKPT Itera juga menekankan bahwa pelaporan kasus kekerasan tidak harus disertai dua alat bukti. Pengakuan korban dapat menjadi dasar awal untuk melakukan investigasi, yang dilaksanakan dengan menjunjung prinsip keadilan, menjaga kerahasiaan, dan berorientasi pada pemulihan korban tanpa menyalahkan korban (victim blaming).
Selama proses penanganan kasus, proses investigasi oleh Satgas dilakukan secara terpisah terhadap korban, pelaku, dan saksi, dengan menjunjung tinggi prinsip kerahasiaan dan keadilan. Suryaneta juga menegaskan bahwa institusi memiliki tanggung jawab penuh dalam menjamin perlindungan terhadap korban dan pelapor, serta menjatuhkan sanksi lebih berat jika pelaku merupakan pejabat atau pemegang kekuasaan.
Kegiatan ini merupakan langkah awal dari rangkaian sosialisasi yang akan dilakukan secara menyeluruh di berbagai fakultas di lingkungan Itera. Satgas berharap budaya nol toleransi terhadap kekerasan dapat terus digaungkan di kampus dan Itera benar-benar menjadi kampus aman
Di akhir pemaparannya, ia mengajak seluruh sivitas kampus untuk berani melapor. “Pelaporan adalah langkah awal yang penting dalam mewujudkan lingkungan kampus yang aman dan bebas dari kekerasan,” pungkasnya.
Sesi diskusi memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menyampaikan keresahan dan pengalaman terkait tekanan psikologis selama kegiatan luar kampus, fitnah, hingga kekerasan oleh pihak yang memiliki kuasa. Menanggapi hal tersebut, Satgas menegaskan bahwa sanksi tetap dapat dijatuhkan, termasuk kepada pelaku yang memiliki jabatan, bahkan dengan hukuman yang lebih berat.
Kegiatan ini merupakan langkah awal dari rangkaian sosialisasi yang akan dilakukan secara menyeluruh di berbagai fakultas di lingkungan Itera. Satgas berharap budaya nol toleransi terhadap kekerasan dapat terus digaungkan di kampus dan Itera benar-benar menjadi kampus aman.
(Humas/Rudiyansyah)