ITERA NEWS – Dosen Program Studi Fisika, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sumatera (Itera), Dr. Ajeng Eliyana, M.Si., mendampingi siswa SDIT Unggul Gemilang, Bandar Lampung, dalam ajang internasional The 3rd Metarise Global Innovation Competition 2025. Pendampingan tersebut berbuah manis setelah para siswa berhasil meraih medali emas, perak, dan perunggu, serta Special Award Metarise untuk kategori Sekolah Dasar.
Kompetisi yang diselenggarakan Universitas Teknologi Digital Indonesia (UTDI) bersama Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Malaysia, berlangsung di Hotel Sahid Raya and Convention Yogyakarta, Selasa, 11 November 2025.
Dalam kegiatan guru tamu tersebut, Dr. Ajeng memberikan pendampingan pembuatan hand sanitizer alami serta pengenalan metode ilmiah secara sederhana. Ia melatih siswa melakukan pengukuran bahan, pencampuran, pengujian aroma, hingga analisis efektivitas. Proses pembelajaran dilakukan secara interaktif bersama para guru pendamping, Ustadz Budi Siswoyo dan Ustadzah Selly Anggraini Putri.
Kepala SDIT Unggul Gemilang, Heni Nurmaini, S.S., S.Pd., M.Pd.I., menyampaikan apresiasi atas keterlibatan Itera. “Pendampingan ini membuat siswa memahami proses penelitian dengan cara yang sederhana namun tepat. Ini menjadi pengalaman berharga dan memotivasi mereka untuk terus berinovasi,” ujarnya.
Dr. Ajeng memberikan pendampingan pembuatan hand sanitizer alami serta pengenalan metode ilmiah secara sederhana. Ia melatih siswa melakukan pengukuran bahan, pencampuran, pengujian aroma, hingga analisis efektivitas.
SDIT Unggul Gemilang mengirimkan sejumlah karya ilmiah dalam kompetisi tersebut, di antaranya, Cattleya Spica Al Khawarizmi E – Hand sanitizer alami, Attaya Khansa Winata – Biopori, Budi Siswoyo, S.Pd. – Media pembelajaran peredaran darah. Seluruh karya dibimbing oleh Budi Siswoyo, S.Pd., dan Selly Anggraini Putri, S.Pd., serta pembina kepala sekolah.
Selain sebagai dosen tamu dari Itera, Dr. Ajeng juga merupakan orang tua dari Cattleya, salah satu peserta lomba. Ia menegaskan pendampingan dilakukan secara profesional dan merata kepada seluruh siswa.
Dr. Ajeng mengapresiasi capaian para peserta. “Prestasi ini menunjukkan bahwa kreativitas dan semangat riset dapat berkembang sejak usia dini. Dukungan guru dan sekolah menjadi kunci keberhasilan karya ilmiah yang mampu bersaing di tingkat internasional,” katanya.
Kegiatan pendampingan ini juga menjadi bagian dari kontribusi Itera dalam mendukung pengembangan sains dan literasi riset di tingkat sekolah dasar, sekaligus memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan lembaga pendidikan dasar dalam membangun budaya ilmiah. (Rilis/Humas)



