ITERA NEWS – Momen wisuda menjadi puncak perjalanan panjang para mahasiswa di Institut Teknologi Sumatera (Itera). Sabtu, 12 Juli 2025, sebanyak 555 lulusan dikukuhkan dalam Sidang Terbuka Wisuda Periode ke-22 di Gedung Laboratorium Teknik OZT Itera. Di antara ratusan lulusan, tiga nama mencuri perhatian berkat capaian akademik gemilang dan kisah perjuangan yang inspiratif.
Mereka adalah M. Argya Putra Laksono dari Program Studi S1 Teknik Elektro, Shalaesya Ariffani Fabillah dari S1 Teknik Fisika, dan Hanifah Maghfira Nuraini dari S1 Arsitektur Lanskap. Ketiganya dinobatkan sebagai wisudawan terbaik setelah berhasil meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) di atas 3,80.
Argya Putra Laksono meraih predikat wisudawan terbaik pertama dengan IPK 3,90. Mahasiswa asal Teknik Elektro ini menuturkan bahwa keberhasilannya tak lepas dari kemauan untuk menetapkan skala prioritas sejak awal kuliah. “Saya memprioritaskan akademik untuk belajar dan meraih prestasi,” ujar Argya.
Tak hanya aktif di perkuliahan, ia juga mengikuti berbagai organisasi serta lomba tingkat nasional dan internasional. Argya menerima beasiswa dari Program Studi Teknik Elektro dan Bank Indonesia.
Tak hanya aktif di perkuliahan, ia juga mengikuti berbagai organisasi serta lomba tingkat nasional dan internasional. Argya menerima beasiswa dari Program Studi Teknik Elektro dan Bank Indonesia. Pada 2025, ia berhasil meraih Medali Perak kategori Green Technology dalam ajang International Innovative Design Expo (IIDE) yang digelar Universiti Teknikal Malaysia Melaka.
Saat ini, Argya bekerja sambilan sebagai inspektur di salah satu perusahaan. Ia percaya setiap kesempatan harus diambil dengan penuh keberanian.“Jangan takut capek, jangan takut kehilangan waktu. Kesempatan itu tidak datang dua kali. Kegagalan yang paling gagal adalah tidak pernah mencoba sama sekali,” pesannya.
Baginya, hidup bukanlah pelarian, melainkan perjalanan yang harus dijalani dengan usaha terbaik. “Nikmati hidup, lakukan semaksimal mungkin. Percayalah, Tuhan selalu mendampingi kita,” ungkapnya.
Konsisten Belajar
Wisudawan terbaik kedua, Shalaesya Ariffani Fabillah, juga mencatat IPK 3,90. Lulusan Teknik Fisika asal DKI Jakarta ini mengandalkan kebiasaan belajar yang konsisten sejak awal kuliah. “Saya belajar lebih giat tidak hanya di perkuliahan. Sebelum perkuliahan dimulai pun saya sudah mempelajari materi, sehingga saat di kelas hanya tinggal pematangan,” katanya.
Shalaesya selalu mengevaluasi hasil belajarnya setiap semester. Baginya, kunci pemahaman bukan pada keharusan menjadi ahli dalam semua hal, melainkan kemampuan menyelesaikan masalah secara tepat dan memanfaatkan ilmu dalam kehidupan nyata. “Ilmu bukan sekadar apa yang dihafal, tetapi apa yang dimanfaatkan,” tuturnya.
Predikat wisudawan terbaik ketiga diraih Hanifah Maghfira Nuraini dengan IPK 3,81. Mahasiswa Arsitektur Lanskap asal Tulang Bawang Barat, Lampung, ini aktif berkegiatan di berbagai bidang.
Hanifah pernah menerbitkan buku referensi Program Studi Arsitektur Lanskap bersama dosen, selain aktif dalam organisasi dan kegiatan sukarela. Ia menekankan pentingnya manajemen waktu sekaligus manajemen energi.
Hanifah pernah menerbitkan buku referensi Program Studi Arsitektur Lanskap bersama dosen, selain aktif dalam organisasi dan kegiatan sukarela. Ia menekankan pentingnya manajemen waktu sekaligus manajemen energi.
“Manajemen energi penting agar kita tahu kapan waktu terbaik untuk belajar dan mengerjakan tugas,” ujarnya. Hanifah percaya bahwa menjadi mahasiswa bukan hanya soal capaian akademik, tetapi juga menjaga empati dan jati diri. “Jadilah mahasiswa terbaik versi diri kalian sendiri. Apa pun yang dilakukan, tetaplah menjadi pribadi yang berempati,” pesannya.
Kisah ketiganya menjadi bukti bahwa kerja keras, ketekunan, dan sikap positif akan selalu menemukan jalannya menuju keberhasilan.
Penulis: Muhammad Ilham (Teknik Industri)
Fotografer : Denny Fadilah Umar (Humas/Matematika), Khoirul Anam (Sains Data)