Cegah Jeratan Pinjol, Dosen dan Mahasiswa Itera Tingkatkan Literasi Keuangan Warga Desa

Cegah Jeratan Pinjol, Dosen dan Mahasiswa Itera Tingkatkan Literasi Keuangan Warga Desa

Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS – Dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) menggelar edukasi literasi keuangan keluarga bagi masyarakat Desa Banjar Agung, Lampung Selatan, Sabtu, 18 Oktober 2025. Kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan rumah tangga tersebut menjadi bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Rekognisi yang melibatkan mahasiswa dari Program Studi Farmasi, Sains Aktuaria, dan Teknologi Industri Pertanian. Edukasi ini tidak hanya memberikan pemahaman dasar pengaturan finansial, tetapi juga mengedukasi masyarakat untuk mewaspadai jerat pinjaman online (pinjol) ilegal yang marak terjadi dan banyak menimbulkan kerugian.

Dalam penyampaian materi, dosen Sains Aktuaria Itera, Amalia Listiani, S.Pd., M.Sc., menjelaskan bahwa peningkatan kebutuhan hidup menuntut setiap keluarga mampu merencanakan keuangan secara matang. Namun, berdasarkan Survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 49,68 persen dan masih jauh dari ideal. Rendahnya pemahaman tersebut berdampak pada banyak persoalan finansial yang dihadapi masyarakat, seperti tidak adanya tabungan darurat, pendapatan yang cepat habis, pola konsumtif, hingga terjerat pinjaman online ilegal. Amalia memperkenalkan konsep KPOP sebagai prinsip sederhana dalam mengambil keputusan finansial, yang meliputi kemampuan menilai kesesuaian harga dengan kemampuan finansial, menentukan prioritas kebutuhan, memastikan kredibilitas sumber barang atau layanan, serta mempertimbangkan dampak pembelian terhadap lingkungan. Konsep tersebut dinilai mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan mampu membantu masyarakat membiasakan diri hidup lebih terencana.

Amalia menegaskan bahwa pinjaman ilegal umumnya memiliki bunga dan denda tinggi, memanfaatkan data pribadi secara sewenang-wenang, serta menggunakan tekanan psikologis dalam proses penagihan.

Amalia juga memberikan panduan penyusunan rencana keuangan keluarga yang mencakup pembentukan dana darurat sebesar enam kali pengeluaran bulanan bagi individu dan dua belas kali bagi keluarga, perlindungan finansial melalui BPJS atau asuransi, serta kebiasaan berinvestasi sedini mungkin melalui instrumen seperti emas, properti, reksa dana, atau saham. Masyarakat juga didorong membiasakan pecatatan pemasukan serta pengeluaran harian untuk memantau arus kas rumah tangga sekaligus mengendalikan rasio utang agar tidak melebihi 30 persen dari pendapatan bulanan. Selain materi inti, peserta diberikan pemahaman mengenai bahaya pinjaman online ilegal yang sering kali memanfaatkan kurangnya literasi keuangan masyarakat.

Amalia menegaskan bahwa pinjaman ilegal umumnya memiliki bunga dan denda tinggi, memanfaatkan data pribadi secara sewenang-wenang, serta menggunakan tekanan psikologis dalam proses penagihan. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat hanya melakukan pinjaman melalui lembaga resmi yang diawasi OJK dan tidak mengambil keputusan finansial secara terburu-buru tanpa pertimbangan matang.

Mahasiswa peserta KKN turut berkontribusi aktif dalam kegiatan tersebut. Rahmatika Zaqiatul Latifah menyampaikan materi tentang penggunaan Buku Catatan Rencana dan Dana Sehari-hari CERDAS sebagai alat bantu sederhana dalam perencanaan pengeluaran rumah tangga. Sementara itu, Nurul Husna Agustina Wulandari memandu simulasi pencatatan keuangan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui simulasi tersebut, masyarakat terlihat antusias karena materi disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan relevan dengan kondisi ekonomi keluarga di desa.

Perwakilan Desa Banjar Agung, Ernawati, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini. Menurutnya, edukasi literasi keuangan sangat dibutuhkan masyarakat desa yang selama ini kerap menghadapi persoalan dalam mengelola keuangan rumah tangga. Ia berharap pengetahuan yang telah diperoleh tidak hanya berhenti pada pemahaman, tetapi benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendukung kemandirian ekonomi keluarga. (Rilis/Humas)