ITERA NEWS – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Institut Teknologi Sumatera (Itera) di Desa Labuhan Ratu Satu, Lampung Timur, melatih warga setempat membuat pupuk organik bersumber dari kotoran sapi dan bioslurry hasil reaktor biogas yang telah dibangun di desa. Kegiatan ini menjadi upaya untuk mengatasi kelangkaan pupuk yang masih dihadapi oleh masyarakat desa yang mayoritas petani.
Materi pelatihan mencakup pengenalan manfaat pupuk organik, proses fermentasi, teknik pencampuran bahan, hingga cara mengaplikasikannya di lahan. Warga juga diajak melihat langsung hasil olahan bioslurry dari reaktor biogas, yang kaya akan nutrisi bagi tanaman.
Kegiatan yang mendapatkan pendanaan dari Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) Kemdiktisaintek Hibah BIMA 2025 Skema Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa, dipandu oleh dosen Teknik Kimia Itera, Andri Sanjaya, S.T., M.Eng., sekaligus dosen pembimbing lapangan KKN.
Dalam kesempatan tersebut, Andri menekankan bahwa potensi pertanian di desa sangat besar, terlebih setiap rumah memiliki kandang sapi pribadi yang kotorannya bisa diolah menjadi pupuk bernilai tinggi. “Selama ini sumber daya melimpah, tapi belum dimanfaatkan optimal. Melalui pelatihan ini, kami ingin membuka wawasan sekaligus memberikan keterampilan praktis kepada warga,” ujar Andri.
Selama ini sumber daya melimpah, tapi belum dimanfaatkan optimal. Melalui pelatihan ini, kami ingin membuka wawasan sekaligus memberikan keterampilan praktis kepada warga
Pelatihan digelar di balai desa Labuhan Ratu 1, Senin, 11 Agustus 2025. Sekretaris Desa Labuhan Ratu Satu Teguh, menyampaikan pesan terkait pentingnya pertanian berkelanjutan. Sebab selama ini, Masyarakat masih bergantung pada pupuk kimia yang sebetulnya dalam jangka Panjang merusak struktur tanah. Dengan diadakannya sosialisasi mengenai bioslurry dan pupuk organik ini, diharapkan para petani, khususnya yang ingin mencoba pupuk organik, dapat mengaplikasikan serta menggantikan penggunaan pupuk konvensional.
Sementara itu, Ketua RT Dusun 6 sekaligus Ketua Kelompok Tani Budi, mengapresiasi inisiatif mahasiswa Itera, dan berharap, para petani dapat mengimplementasikan pelatihan tersebut.
Dengan adanya program ini, diharapkan petani Desa Labuhan Ratu Satu tidak hanya mampu mengatasi masalah kelangkaan pupuk, tetapi juga menciptakan pertanian berkelanjutan yang sehat bagi tanah, tanaman, dan lingkungan. (Rilis/Humas)