Dosen Teknik Kelautan Itera Soroti Pentingnya Pemeliharaan Alur Pelayaran untuk Keselamatan dan Kelancaran Logistik

Dosen Teknik Kelautan Itera Soroti Pentingnya Pemeliharaan Alur Pelayaran untuk Keselamatan dan Kelancaran Logistik

Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS — Dosen Teknik Kelautan Itera, Dr. Satriyo Panalaran, S.Kel., M.Eng., menekankan urgensi pemeliharaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan sebagai faktor krusial dalam menjaga keselamatan pelayaran serta kelancaran distribusi logistik. Hal tersebut disampaikan Dr. Satriyo saat menjadi narasumber dalam kegiatan Kampanye Keselamatan Pelayaran yang diselenggarakan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Panjang, di PT Sumber Indah Perkasa, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan, Jumat, 12 Desember 2025.

Dalam pemaparannya yang berjudul “Pemeliharaan Kedalaman Alur Pelayaran dan Dermaga demi Keberlangsungan Operasional Pelabuhan”, Dr. Satriyo menjelaskan bahwa pemeliharaan kolam pelabuhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pemantauan kedalaman perairan, pengukuran laju sedimentasi, serta pengerukan yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan.

Menurutnya, pendangkalan alur pelayaran berpotensi mengganggu pergerakan kapal, meningkatkan risiko kecelakaan laut, hingga menurunkan kinerja operasional pelabuhan. Dampak tersebut tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga berpengaruh langsung terhadap aktivitas ekonomi dan distribusi logistik. “Pendangkalan bukan sekadar persoalan teknis, tetapi berdampak langsung pada rantai logistik dan kehidupan masyarakat,” ujarnya.

Dr. Satriyo menguraikan beberapa aspek penting dalam pemeliharaan alur pelayaran, mulai dari standar penentuan kedalaman yang disesuaikan dengan karakteristik kapal dan faktor keselamatan, hingga proses sedimentasi yang dipengaruhi oleh arus laut

Ia mencontohkan sejumlah kejadian nyata, seperti kapal yang terjebak selama berbulan-bulan di Pelabuhan Pulau Baai. Kondisi tersebut menyebabkan terhambatnya arus barang, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), serta terhentinya distribusi hasil alam dari Pulau Enggano. Dampaknya dirasakan luas, tidak hanya oleh wilayah Bengkulu, tetapi juga masyarakat di pulau-pulau terluar yang sangat bergantung pada transportasi laut.

Lebih lanjut, Dr. Satriyo menguraikan beberapa aspek penting dalam pemeliharaan alur pelayaran, mulai dari standar penentuan kedalaman yang disesuaikan dengan karakteristik kapal dan faktor keselamatan, hingga proses sedimentasi yang dipengaruhi oleh arus laut, gelombang, serta suplai sedimen dari daratan. Ia juga menekankan pentingnya monitoring kedalaman secara berkala melalui survei hidrografi sebagai dasar pengambilan keputusan pengelolaan pelabuhan.

Kegiatan Kampanye Keselamatan Pelayaran ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan pelabuhan dan pengguna jasa pelayaran terhadap pentingnya pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur perairan. Dengan alur pelayaran dan kolam pelabuhan yang terjaga, keselamatan pelayaran dapat ditingkatkan, operasional pelabuhan berjalan optimal, serta dampak sosial dan ekonomi akibat gangguan pelayaran dapat diminimalkan.

Melalui kontribusi keilmuan dosen-dosennya, Itera terus berperan aktif mendukung pembangunan sektor maritim yang aman, berkelanjutan, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat. (Rilis/Humas)