Itera Terapkan Teknologi Energi Surya di Dusun Rowo Lintah untuk Wujudkan Kemandirian Energi

Itera Terapkan Teknologi Energi Surya di Dusun Rowo Lintah untuk Wujudkan Kemandirian Energi

Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS – Dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) dari Fakultas Teknologi Industri menerapkan teknologi Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui pembangunan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Masjid Al-Baqarah, Dusun Rowo Lintah, Kecamatan Sindang Anom, Kabupaten Lampung Timur. Pemasangan PLTS berkapasitas 620 Wp ini bertujuan untuk menyuplai energi listrik bagi kebutuhan kegiatan ibadah dan sosial masyarakat sekitar. Sistem tersebut mampu menyalakan seluruh peralatan elektronik di masjid, sekaligus menjadi contoh penerapan energi bersih di pedesaan.

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam Program Desa Binaan Kuliah Kerja Nyata (PDB KKN) yang didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Itera. Tim pengusul terdiri dari para dosen Teknik Elektro Itera,  Tria Kasnalestari, S.T., M.T., Dean Corio, S.T., M.T., Kiki Kananda, S.T.,M.T., Nia Saputri Utami, S.T., M.T., serta dosen Teknik Biosistem, Nova Anika, S.TP., M.Si., Ph.D.

Ketua tim, Tria Kasnalestari, S.T., M.T., menjelaskan bahwa program ini merupakan langkah nyata Itera dalam meningkatkan pemanfaatan energi matahari serta menjawab tantangan keterbatasan pasokan listrik di daerah terpencil. “Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat dapat memahami manfaat energi bersih sekaligus mampu mengelolanya secara mandiri untuk kebutuhan jangka panjang,” ujar Tria.

Penerapan teknologi ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan energi masjid, tetapi juga menjadi sarana edukasi energi terbarukan bagi warga.

Hasil survei lapangan menunjukkan bahwa Dusun Rowo Lintah, yang terletak di Kecamatan Sindang Anom, Lampung Timur, masih mengalami keterbatasan pasokan listrik karena letaknya yang jauh dari gardu utama PLN. Akibatnya, masyarakat sering mengalami pemadaman dan penurunan tegangan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Sebagai solusi, tim KKN Itera memilih Masjid Al-Baqarah sebagai lokasi penerapan sistem PLTS karena fungsinya sebagai pusat kegiatan sosial dan keagamaan masyarakat. Penerapan teknologi ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan energi masjid, tetapi juga menjadi sarana edukasi energi terbarukan bagi warga.

Kegiatan dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif, di mana warga dilibatkan langsung dalam proses pelatihan, instalasi, pengoperasian, dan pemeliharaan sistem PLTS. Selain itu, tim dosen dan mahasiswa juga menyusun buku panduan pemeliharaan serta video edukatif agar masyarakat dapat melakukan perawatan secara mandiri. “Penerapan energi surya diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk beralih ke sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tambah Tria.

Melalui program ini, Itera terus berkomitmen mendukung pengembangan dan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) di wilayah pedesaan sebagai bagian dari upaya mewujudkan kemandirian energi nasional. (Rilis/Humas)