ITERA NEWS – Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengukir prestasi internasional. Mereka berkesempatan mengikuti The Taiwan Experience Education Program (TEEP) di National Ilan University, Taiwan. Sebuah program bergengsi yang dirancang untuk memberikan pengalaman riset sekaligus memperkenalkan mahasiswa pada kehidupan akademik global.
Tiga mahasiswa yang terpilih mengikuti program ini adalah Eliza Awalia Rahma, Aura Zakia Salsabila, dan Mita Septi Widiarti. Ketiga mahasiswa didampingi dosen Teknik Sipil Itera, Andry Yuliyanto, S.T., M.T., M.Sc. Program tersebut berlangsung 13 – 27 Agustus 2025.
Andry Yuliyanto menyampaikan, selama di National Ilan University, mereka terlibat dalam penelitian yang berfokus pada penerapan teknologi 3D Printing berbasis semen futuristik. Teknologi ini kini tengah naik daun di dunia konstruksi karena dianggap mampu menjawab tantangan pembangunan modern yang menuntut efisiensi waktu, penghematan material, serta fleksibilitas desain.
”Melalui riset ini, para mahasiswa tidak hanya mempelajari aspek teknis, tetapi juga memahami potensi besar 3D Printing dalam menghadirkan solusi konstruksi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Andry kepada Humas Itera, Kamis, 4 September 2025.
”Melalui riset ini, para mahasiswa tidak hanya mempelajari aspek teknis, tetapi juga memahami potensi besar 3D Printing dalam menghadirkan solusi konstruksi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.”
Namun, menurut Andry, pengalaman mereka di Taiwan tidak berhenti pada kegiatan laboratorium. Kehidupan kampus di negeri Formosa itu juga memberikan pelajaran berharga. Para mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri dalam mengatur aktivitas sehari-hari, mulai dari kebutuhan dasar hingga penyesuaian dengan budaya lokal. Dalam bidang akademik, mahasiswa berhadapan dengan standar riset yang lebih disiplin. Proses pengujian di laboratorium dilakukan secara detail, dengan memanfaatkan peralatan berteknologi tinggi yang memungkinkan eksperimen berjalan lebih presisi. Semua itu membentuk karakter kerja yang lebih teliti, tekun, dan terorganisir.
Pengalaman lintas budaya dan akademik ini tentu menjadi modal penting bagi para mahasiswa. Selain memperluas wawasan internasional, mereka juga mendapatkan gambaran nyata tentang bagaimana dunia pendidikan tinggi dan riset dijalankan di luar negeri. Hal ini diharapkan dapat menjadi inspirasi, tidak hanya bagi mereka sendiri, tetapi juga bagi rekan-rekan mahasiswa di Itera untuk terus mengembangkan diri dan berani mengambil kesempatan di kancah global.
“Harapan kami, pengalaman dan ilmu yang dibawa pulang dari Taiwan dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia konstruksi di Indonesia, sekaligus memacu semangat mahasiswa lain untuk berprestasi di level internasional,” ujar Andry.
Dengan keikutsertaan mahasiswa Itera dalam program TEEP ini, membuktikan bahwa generasi muda Indonesia memiliki kapasitas untuk bersaing dan berkontribusi dalam perkembangan teknologi konstruksi dunia. (Rilis/Humas)