Atasi Kendala Musim Hujan, Dosen Itera Hadirkan Teknologi Solar Dome Dryer Pengering Tepung Pisang

Atasi Kendala Musim Hujan, Dosen Itera Hadirkan Teknologi Solar Dome Dryer Pengering Tepung Pisang

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS – Tim dosen dari Program Studi Teknologi Industri Pertanian (TIP) Institut Teknologi Sumatera (Itera) memberikan solusi teknologi tepat guna untuk menjawab tantangan produksi tepung pisang yang dihadapi Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Transad di Desa Bandar Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah. Tim pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Itera yang beranggotakan Deni Subara, Ph.D., Dr. Okta Amelia, dan Dyah Putri Larassati, M.T.P., merancang dan membangun Solar Dome Dryer. Alat ini menjadi alternatif pengering bahan baku tepung pisang selain panas Matahari, sekaligus jadi solusi saat musim hujan.

Teknologi ini bekerja dengan prinsip efek rumah kaca, memerangkap panas matahari di dalam kubah transparan sehingga suhu pengeringan lebih tinggi, stabil, dan prosesnya lebih cepat. Alat ini juga melindungi irisan pisang dari hujan, debu, dan kontaminan lainnya, sehingga produk akhir menjadi lebih higienis.

Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), tim menyerahkan satu unit alat pengering modern tipe Solar Dome Dryer dalam acara diseminasi yang digelar pada Senin 11 Agustus 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat tahun 2025 yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui skema Hibah BIMA.

Teknologi ini bekerja dengan prinsip efek rumah kaca, memerangkap panas matahari di dalam kubah transparan sehingga suhu pengeringan lebih tinggi, stabil, dan prosesnya lebih cepat. Alat ini juga melindungi irisan pisang dari hujan, debu, dan kontaminan lainnya, sehingga produk akhir menjadi lebih higienis.

KWT Sekar Transad, yang menjadi motor penggerak ekonomi bagi masyarakat, khususnya ibu-ibu dengan fokus usaha pengolahan tepung pisang. Namun, proses produksi mereka kerap terkendala pada tahap pengeringan. Ketergantungan pada metode penjemuran tradisional membuat proses menjadi tidak efisien, memakan waktu lama, dan sangat rentan gagal, terutama saat musim hujan tiba.

“Kami melihat potensi ekonomi yang cukup besar dari usaha tepung pisang KWT Sekar Transad, tetapi ada satu hambatan kritis di proses pascapanen,” ujar Ketua Tim PKM, Deni Subara, Ph.D., di sela-sela acara.

Terus Produksi

Ketua KWT Sekar Transad, Ibu Nur Cahyaningsih, mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan tersebut. Baginya, teknologi ini adalah jawaban dari permasalahan yang telah lama mereka hadapi. “Kami sangat berterima kasih kepada tim dosen Itera dan pemerintah. Selama ini, kalau sudah mendung apalagi hujan, kami was-was. Pisang yang sudah diiris bisa-bisa gagal kering dan terbuang,” ungkap Nur.

Dengan alat ini, KWT Sekar Transad bisa terus memproduksi tepung pisang kapan pun. Prosesnya jadi lebih pasti, lebih cepat, dan hasilnya lebih bersih. Ini sangat memotivasi kami para anggota untuk lebih giat lagi.

Acara serah terima ini juga mendapat sambutan hangat dari pemerintah setempat, yang ditandai dengan kehadiran Kepala Desa Bandar Agung, Bapak Slamet Sutopo, Camat Terusan Nunyai, dan penyuluh pertanian lapangan. “Ini adalah contoh nyata sinergi antara dunia akademik dan masyarakat. Inovasi dari perguruan tinggi seperti Itera sangat kami butuhkan untuk mengangkat potensi ekonomi desa,” ujar Kepala Desa, Slamet Sutopo.

Dengan adanya Solar Dome Dryer komunal ini, KWT Sekar Transad diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi, menjaga kontinuitas pasokan, dan meningkatkan kualitas tepung pisang mereka, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok. (Rilis/ Humas)