Lestarikan Permainan Tradisional Cak Bur, Tim Dosen Itera Gunakan Media Ambient di SDN 1 Perumnas Way Halim

Lestarikan Permainan Tradisional Cak Bur, Tim Dosen Itera Gunakan Media Ambient di SDN 1 Perumnas Way Halim

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS – Dalam upaya melestarikan permainan tradisional Nusantara, tim dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sumatera (Itera) menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) dengan mengenalkan permainan tradisional cak bur dari Provinsi Riau. Kegiatan ini dilaksanakan di SDN 1 Perumnas Way Halim, Bandar Lampung, pada Kamis, 5 Juni 2025.

Tim PkM yang diketuai Doni Alfaruqy, M.Pd., beranggotakan Dr. Sunarsih, M.A., Susi Susyanti, M.Ds., Reza Pustika, M.Pd., dan Muhammad Hajid Nur, M.Ds., serta melibatkan mahasiswa DKV, Tabina Hanan. Mereka mengemas pengenalan permainan tradisional tersebut secara kreatif dengan pendekatan media ambient.

Kegiatan diawali dengan pemutaran video animasi berisi panduan cara bermain cak bur. Selanjutnya, para siswa kelas V diajak mempraktikkan permainan secara langsung di lapangan sekolah menggunakan media ambient. Media ini dipilih karena bersifat kekinian dan interaktif, sehingga siswa dapat merasakan pengalaman bermain secara berkelompok dengan lebih menyenangkan.

“Media ambient kami pilih karena mampu menghadirkan pengalaman yang langsung, interaktif, dan menarik bagi siswa. Mereka bisa bermain secara nyata, bukan hanya melihat atau membaca,” ujar Doni Alfaruqy.

Media ambient kami pilih karena mampu menghadirkan pengalaman yang langsung, interaktif, dan menarik bagi siswa. Mereka bisa bermain secara nyata, bukan hanya melihat atau membaca

Wakil Kepala Sekolah SDN 1 Perumnas Way Halim, Sushermi, S.Pd., menyambut baik kegiatan ini. “Pengenalan permainan tradisional menggunakan media ambient sangat baik sebagai upaya pelestarian budaya lokal. Siswa bisa langsung terlibat aktif dan merasakan keseruannya di lapangan sekolah,” ujarnya.

Selama kegiatan, para siswa tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian permainan. Mereka juga mengikuti sesi pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman terhadap nilai-nilai permainan tradisional. Permainan cak bur dilaksanakan dalam tiga babak, dan di akhir kegiatan diumumkan kelompok pemenang.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana pelestarian budaya, tetapi juga mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam upaya edukatif yang menyenangkan dan membumi. (Rilis/Humas)