ITERA NEWS ā Rektor Institut Teknologi Sumatera (Itera), Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, menekankan pentingnya inovasi teknologi dalam mendukung pembangunan Provinsi Lampung. Dalam konsultasi publik Rancangan RPJMD Lampung 2025-2029, Prof. Nyoman memaparkan berbagai solusi berbasis riset yang dapat diterapkan, mulai dari sektor pertanian, energi, hingga transportasi.
Hal tersebut disampaikan Rektor Itera saat menjadi Penanggap Utama pada kegiatan Forum Konsultasi Publik dalam rangka Penyusunan Ranwal RPJMD Tahun 2025-2029 dan RKPD Provinsi Lampung Tahun 2026, yang akan diselenggarakan di Balai Keratun Lantai 3 ā Komplek Perkantoran Pemerintah Provinsi Lampung, Jumat, 21 Maret 2025.
Salah satu poin utama yang disampaikan adalah efisiensi (penghematan) penggunaan pupuk anorganik hingga 50 persen untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan. Efisiensi (penghematan) pupuk anorganik dapat dicapai dengan pemanfaatan pupuk organik dan agen hayati.
āKami menawarkan konsep pengurangan pupuk anorganik hingga 50 persen dengan tetap mempertahankan produktivitas pertanian. Model ini tidak hanya menghemat biaya produksi petani, tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem,ā ujar Prof. Nyoman.
Dengan pemanfaatan pupuk organik dan agen hayati dapat sekaligus meningkatkan jumlah siklus tanam sehingga dapat meningkatkan produktivitas luas lahan yang sama tanpa harus mencetakĀ sawahĀ baru.
Itera juga menawarkan teknologi pertanian presisi dan teknik mulsa dapat meningkatkan jumlah siklus panen sawah tadah hujan menjadi 3 kali setahun. Konsep yang dibranding dengan teknologi “laker” (lahan kering) juga dapat menambah produksi padi untuk mencapai kemandirian pangan.
Dengan efisiensi penggunaan pupuk anorganik, dan perluasan lahan pertanian berbasis Padi Lahan Kering yang kini tengah dikembangkan Itera, diharapkan Lampung, dapat menjadi lumbung padi nomor 4 nasional.
“Dengan pemanfaatan pupuk organik dan agen hayati dapat sekaligus meningkatkan jumlah siklus tanam sehingga dapat meningkatkan produktivitas luas lahan yang sama tanpa harus mencetakĀ sawahĀ baru.”
Selain itu, Itera juga mengusulkan solusi berbasis alam dalam mitigasi banjir, dengan membangun taman resapan air, kolam retensi, dan sumur resapan yang terintegrasi. āBanjir di Lampung memerlukan solusi berkelanjutan yang tidak hanya bergantung pada infrastruktur beton, tetapi juga mengoptimalkan pendekatan berbasis alam,ā jelasnya.
Dalam sektor energi, Itera menekankan pentingnya pemanfaatan energi terbarukan, seperti biomassa, guna mencapai kemandirian energi. āKami mendorong pengembangan energi alternatif berbasis biomassa dan energi baru terbarukan lainnya untuk mendukung kebutuhan industri dan rumah tangga di Lampung,ā tambah Prof. Nyoman.
Sementara itu, dalam bidang transportasi, Prof. Nyoman menyoroti peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang berkontribusi terhadap kemacetan dan polusi. Ia menekankan perlunya pengembangan transportasi publik yang lebih ramah lingkungan sebagai solusi jangka panjang. āPeningkatan kendaraan bermotor di Lampung dapat menyebabkan kemacetan di pusat kegiatan nasional dan provinsi. Transportasi publik yang terjangkau, nyaman, dan ramah lingkungan harus menjadi prioritas pembangunan,ā katanya.
Sebagai perguruan tinggi berbasis teknologi, Itera juga berperan dalam pemberdayaan petani milenial melalui pengembangan model bisnis dan inovasi pertanian. āPetani milenial harus didorong untuk mengembangkan pertanian berbasis teknologi dan model bisnis modern, sehingga sektor pertanian tetap menarik bagi generasi muda,ā ungkapnya.
Dengan berbagai usulan tersebut, Itera berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pembangunan Lampung melalui riset dan inovasi yang aplikatif dan berkelanjutan. (Humas)